*Diani POV*
Disinilah aku, kembali menempati rumah mewah setelah ayah dan ibuku meninggal. Menjadi nyonya muda bagi mereka. Bagiku? Aku tetaplah Diani Abhimaya. Perempuan yang pernah menjadi keluarga kelas menengah atas, lalu berbalik menjadi gadis yatim piatu dengan aset yang tak bisa kami kelola. Semuanya habis. Aku dan Kakakku harus berjuang untuk bertahan hidup. Membuat kami tak lagi silau dengan harta duniawi.
Pertengkaran hebat antara ayah dan ibuku, membuat aku dan kakakku jadi hidup terlunta-lunta. Mereka kecelakaan di tengah pertengkaran soal perselingkuhan ayahku. Aku tak percaya pria! Lalu, kakakku Riani Abhimaya, berkata memutuskan akan menikah dengan pria pilihannya. Reaksiku, pesimis! Kenapa kakakku mau terjebak komitmen seumur hidup itu?! Tapi tak ada yang bisa aku lakukan.
Hari berganti bulan, bulan berganti tahun, aku melihat kakak iparku benar menyayangi Kakakku. Satu-satunya keluarga se-ibu dan ayah yang aku punya di dunia ini. Kenyataannya, dengan brengseknya dia menuduh Kak Riani berselingkuh. Pertengkaran hebat kembali memicu kecelakaan. Lebih brengsek lagi ketika dia kabur setelah kecelakaan itu.
Sudah aku duga, mana ada laki-laki baik di dunia ini?! Semuanya egois dan tak memiliki hati. Semua laki-laki merenggut kebahagiaanku. Aku tak punya sosok panutan laki-laki baik. Bagiku semua pria sama! Mereka terlalu besar rasa gengsi, terlalu mengagungkan logika, dan mau menang sendiri, egois! Bagaimana bisa mereka menyerahkan komitmen dan berbagi hidup dengan orang lain mengucapkan janji sehidup semati?!
Kini, aku menjilat semua kata-kataku. Aku menikahi tuan muda keluarga Adnan, Samudera Gemintang Adnan, dengan alasan yang tak pernah ku duga. Permintaan terakhir Kak Riani. Oh, Tuhan. Apakah hidup ini komedi?! Apalagi yang ingin Kau tunjukkan, Tuhan?
Bahwa ada laki-laki setia pada istrinya yang telah tiada dan mengabaikan aku sebagai wanita yang hidup disampingnya?! Untuk apa?! Untuk menunjukkan padaku bahwa lelaki setia itu ada? Hanya saja tak ada laki-laki seperti itu untukku? Tak ada pria yang menyayangiku?!
Dalam keheningan malam, aku hanya bisa meratapi nasibku. Menangis tanpa suara. Tak banyak yang kuinginkan. Aku hanya berharap ada sedikit cinta dan kasih untukku, Tuhan. Adakah?
.png)
0 Komentar